Senin, 12 Maret 2012

Bercanda Ria Bersama Tourist

Parjolo ma ahu marsantabi sampulu jari-jari pasampulu sada simajujung tu hita saluhutna pembaca dohot nara sumber.

Disaat melakukan perjalanan mengelilingi Danau Toba, perjalanan dari Sidikalang menuju Siborongborong di Huta Julu saya beristirahat disebuah warung kopi sambil berteduh karena hujan deras. 

Sekitar 15 menit setelah saya berteduh tiga orang tourist menyusul berteduh kewarung tersebut, dengan Bahasa Inggris paspasan saya meyapa mereka dan menayakan tujuan mereka dan dari mana. Mereka bertiga, satu dari Ingris dan dua lagi dari Belanda, mereka berangkat dari Tuktuk hendak menuju Lintong Ni Huta. Karena hujan lama juga baru reda lalu tourist Inggris Mr. David ( jacket hitam ) menelpon seseorang yang mau mereka tu dan jumpai di Lintong Ni Huta, setelah berbicara yang dihubungi menayakan posisi mereka dimana.
Karena pertayaan tersebut sitourist memberikan handphonenya kepada saya, yang dihubungi tersebut masih berbahasa Inggris saat saya sudah menerima handphone tersebut. Lalu saya saya jawab dengan bahasa batak karena saya sudah yakin yang akan mereka jumpai sudah pasti Orang Batak, masih di Huta Julu. Saya langsung menayakan marga beliau dan tempatnya dimana? lalu beliau menjawab marga Silaban dan berada di Sitonggi-tonggi Naga Saribu Lintong Ni Huta.


Lalu beliau meminta kepada saya bila hujannya sudah reda supaya kami bersama menuju kediaman beliau, sayapun mengiyakan permintaan beliau. Setelah hujan reda sekitar jam 5 sore dengan diiringi gerimis kami melanjutkan perjalanan, setelah sampai di Naga Saribu Mr. David saya minta untuk menghubungi beliau kembali, setelah terhubung Mr. David memberikan handphonenya sama saya, lalu saya tanyakan alamat rumah beliau ternyata kami sudah melewatinya sekitar 1 km. Kamipun berputar balik dan beliau sudah menunggu disimpang Sitongi-tonggi, kamipun langsung menuju rumah kediaman beliau di Sitonggi-tonggi. 
              

Setelah sampai dirumah kamipun berkenalan dan martarombo, selanjutnya merekapun bercerita dan berbicara dari pembicaraan mereka Gani Silaban begitu antusias mempomosikan Lintong Ni Huta kepada tourist terlebih mepromosikan kopi salah satu komoditi pertanian di Lintong Ni Huta. Sambil bebincang dan bercerita Gani Silaban menawarkan dan menyuguhkan minum kopi luwak salah satu industri rumah tangga di Naga Saribu,sambil menikmati minuman kopi luwak hangat mereka terus lanjut bercerita mengenai Lintong Ni Huta saya beranjak keberanda belakang dimana ada beberapa orang berkumpul dan bercerita, sayapunmenghampiri mereka dan emperkenalkan diri. Ternyata mereka sedang mempesiapkan santap malam memanggang ikan untuk lauk pauk makan malam, Tidak Berapa lama setelah saya beranjak dari beranda depan Gani silaban dan ketiga tourist tersebut menyusul bergabung dengan kami diberanda belakang.

Dengan canda ria dan bercengkrama, tourist merasa tidak asing dan tidak seperti sudah lama berkenalan dan berteman, menunggu siap terhidang santap malam kamipun makan singkong yang sebelumnya sudah masak direbus, ketiga tourist tersebutpun sangat menikmati singkong rebus tersebut dengan jempol menyatakan enak.

Setelah Makam malam siap terhidang kamipum  makan malam bersama, setelah makan malam kamipun lanjut bercengkrama dan bercanda dengan bahasa campuran bahasa Batak Inggris yang menambah swasana makin akrab dan ceria, touristpun merasakan hal yang sangat istimewa pada saat itu dan mereka menyatakan sepanjang perjalanan mereka sebagai touris tiadak perna merasakan swasana yang sangat istimewa seperti saat itu. Seperti biasanya habis makan malam untuk menghangatkan badan kamipun minum tuak merekapun ikut minum tuak bersama yang membuat swasana makin rame dengan canda tawa yang sangat menyenangkan.

Ternyata swasana demikian sudah sering dikediaman Gani Silaban, ternyata tourist sudah silih berganti berkunjung kekediaman beliau, wow setelah saya mengetahui saya kagum atas peranan beliau menghadirkan tourist ke Naga Saribu, dengan sikap persaudaraan dan kekeluargaan yang beliau terapkan ternyata hal yang sangat dirindukan tourist asing. Dengan sikap persaudaraan dan kekeluargaan tourist sangat merasa istimewa, dan setiap tourist yang berkunjung kerumah kediaman Gani Silaban menceritakan pengalaman mereka kepada teman, saudara, family dinegara mereka. Suatu pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga yang tak ternilai, seandainya ada 5 orang saja setiap kabupaten seperti beliau ini tourist akan betah tinggal di Tanah Batak dan akan selalu merindukan Tanah Batak. Touristpun akan mengetahui lebih banyak tempat tujuan wisata di Tanah Batak dan tidak tertumpu tujuan hanya Parapat dan Tuktuk Siadong. Terima kasih sebelumnya saya mohon maaf kepada semua pembaca dan nara sumber apabila dalam tulisan sya ada kata-kat yang kurang berkenan. Gala-gala sitelluk telluk mardaguldagul, molo adong hata nahuranglomi manatma hamu mangapul-apul.

Horas ma Tondi Madingin Pir Tondi Matogu

Napuran Tano-tano
Rangging Marsiranggoman

Badanta Padao-dao
Tondinta Hot Ma Marsigomgoman

Sahat Solu Sahat Tu Tiga Ras 
Sahat Tu Ajibata
Sahat Hita Horas Sahat Saut Natarparsinta
Nauli Nadenggan
Ditumpahi Tuhan Debata 


 Njuahjuah Mejuahjuah Horas





Banjir Bandang Di Desa Binanga Rihit

Add caption

Waktu mengitari Danau Toba tanggal 28 Peberuari 2012 dari Huta Ginjang, Muara dan Bakkara disalah satu desa ruas jalan lingkar luar Danau Toba tepatnya di desa Binanga Rihit Kecamatan Muara Kabupaten Tapian Nauli Utara terdapat tumpukan bongkahan batu besar akibat dari banjir bandang yang terjadi di desa tersebut.Menurut warga setempat yang sedang bekerja membereskan bongkahan batu tersebut banjir bandang terjadi karena hujan deras, tidak ada korban jiwa dan rumah yang tertimbun maupun terseret.Disekitar Danau Toba memang sudah sering terjadi banjir bandang, ini akibat dari gundulnya hutan sekita Danau Toba sehingga disaat hujan deras akar-akar dari pohon yang ada tidak mampu menahan batu-batu perbukitan.